Tips Mencegah Bahaya Abu Vulkanik untuk Kesehatan

KOMPAS.com – Abu vulkanik dapat sangat berbahaya bagi anak-anak, orang dewasa, dan orang dengan penyakit paru-paru, seperti asma dan bronkitis.

Hal ini karena seperti yang dikutip dari Educate The Earth, abu vulkanik mengandung partikel dan fuel sebagai berikut:

  • Karbon dioksida
  • Sulfat (sulfur dioksida)
  • Asam hidroklorik
  • Asam hidroflourat

Baca juga: 4 Bahaya Abu Vulkanik untuk Kesehatan yang Harus Diwaspadai

Oleh karena itu, potensi bahaya abu vulkanik untuk kesehatan dapat meliputi:

  • Pilek
  • Sakit tenggorokan atau batuk
  • Mengi atau sesak napas/asma
  • Bronkitis (penyakit paru obstruktif kronik/PPOK)
  • Infeksi mata, mata gatal, atau mata merah
  • Abrasi kornea dan konjungtivitis

Baca juga: 3 Penyakit Akibat Paparan Abu Vulkanik yang Perlu Diwaspadai

Sementara, salah satu bahaya abu vulkanik untuk kesehatan jangka panjang adalah silikosis.

Silikosis adalah penyakit yang mengakibatkan kerusakan paru-paru dan jaringan parut, akibat paparan partikel silika kristal.

Mineral yang berasosiasi dengan silikosis meliputi kuarsa, kristobalit, dan tridimit, semuanya berpotensi terdapat dalam abu vulkanik.

Lalu, adakah cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah paparan abu vulkanik saat terjadi letusan gunung berapi?

Cara mencegah efek bahaya abu vulkanik untuk kesehatan

Mengutip Worldwide Volcanic Wellness Hazard Community (IVHHN), berikut langkah-langkah mencegah bahaya abu vulkanik untuk kesehatan:

  • Tutup pintu dan jendela, jika memungkinkan
  • Jika memungkinkan, tutup celah penghubung lingkungan luar. Misalnya, Anda dapat menggunakan selotip dan terpal plastik, atau handuk yang digulung
  • Cobalah untuk mengatur satu titik masuk/keluar dalam satu bangunan. Tinggalkan pakaian/sepatu yang terkena abu vulkanik di luar
  • Jangan gunakan peralatan apa pun (misalnya AC) yang menyedot udara dari luar
  • Jika lingkungan dalam ruangan berdebu, coba bersihkan abu dengan hati-hati (misalnya, menggunakan kain lembap)
  • Mengungsi
  • Jangan gunakan kompor untuk memasak dan memanaskan, atau peralatan lain, yang menghasilkan asap
  • Jangan merokok rokok atau produk lainnya
  • Mengggunakan masker.

Baca juga: Solusi Cegah Bahaya Abu Vulkanik Ketika Masker Sedang Langka

Keefektifan penggunaan masker bergantung pada 2 faktor, yaitu:

  • Seberapa efektif masker atau bahan dalam menyaring partikel (menghentikan abu melewati bahan)
  • Kesesuaian masker atau bahan mencegah masuknya partikel di sekitar tepi.

Anda perlu memperhatikan tanda-tanda gangguan pernapasan setelah paparan abu vulkanik.

Jika Anda mengalami batuk terus-menerus atau sesak napas atau nyeri dada, Anda perlu periksa ke dokter, seperti yang dikutip dari Ameriacan Lung Affiliation.

Gejala gangguan pernapasan karena abu vulkanik dapat muncul selambat-lambatnya 24 hingga 48 jam setelah paparan.

Abu dapat tertinggal di location selama beberapa hari setelah peristiwa letusan gunung berapi berakhir.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik connection https://t.me/kompascomupdate, kemudian be part of. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.







Previous post I’m a dental hygienist and you’ve been using your electric toothbrush all wrong – it’s actually causing you problems
Next post Ozempic has become a blockbuster weight loss drug : NPR